TUGAS AMDAL
(RONA LINGKUNGAN)
"Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Adanya Pembangunan Perumahan dan Pertokoan Di Wilayah Kampung Bambu Kuning, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor"
Disusun Oleh :
Syeifi Latifah
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
2015
A.
Rona Lingkungan
A. Kualitas Air
§ Kualitas air tanah
Kualitas
air tanah (air sumur) yang dipakai penduduk di sekitar lokasi rencana kegiatan
kualitasnya ada yang baik dan ada yang kurang baik. Pada kualitas air tanah
yang baik ditandai dengan tidak adanya parameter kualitas air yang melebihi
ambang batas baku mutu yang disyaratkan, sementara kualitas air tanah yang
kurang baik air sumurnya sudah terkontaminasi oleh tempat pembuangan air kotor
(selokan).
§
Kualitas air sungai
Kualitas
air sungai di sekitar rencana kegiatan sudah sangat tidak baik, karena sudah
terkontaminasi oleh bermacam-macam limbah rumah tangga dan zat kimia lainnya
yang dibuang secara sembarangan di sungai tersebut.
B. Kuantitas Air
§ Kuantitas/debit air sungai
Sifat semua aliran sungai tersebut adalah berubah-ubah
tergantung dari sungai ciliwung dari pusat yang mengendalikannya.
§
Kuantitas air
tanah
Keberadaan air tanah suatu daerah
sangat dipengaruhi oleh curah hujan
dan karakteristik formasi geologi yang bersangkutan. Formasi-formasi
tersebut mempunyai kemampuan untuk imbun air tanah yang terjadi dengan
kecepatan yang berbeda.
C. Ruang, Lahan dan Tanah
§
Tata ruang
Rencana tata ruang wilayah telah memberikan arahan pemanfaatan kawasan,
baik berupa pembangunan perumahan kontrakan dan toko-toko kecil di sepanjang
jalan wilayah Bambu Kuning dan perkebunan yang berada dekat dengan perumahan
warga.
§
Penggunaan lahan
Pemanfaatan
lahan yang telah ada di sekitar areal rencana kegiatan antara lain adalah
persawahan, perkebunan dan tepi jalan wilayah Bambu Kuning yang menghubungkan
Pemda Kab. Bogor,
Bojong Gede dan Citayam. Sepanjang jalan tersebut terdapat konsentrasi
pemukiman penduduk, pertokoan, perkebunan warga.
§ Tanah
·
Kesuburan tanah
Kelompok satuan tanah yang ada adalah kelompok tanah alluvial,
litosol,. Dataran alluvial di wilayah studi tergolong subur dan sangat sesuai
untuk daerah persawahan. Litosol merupakan tanah yang tipis
dengan solum < 50 cm dan mengalami
kontak langsung dengan batuan induk yang keras yang ada dibawahnya.
Litosol merupakan tanah
yang potensial untuk pengembangan pertanian, namun juga menyimpan potensi erosi
yang besar.
D. Transportasi
§ Kelancaran lalulintas
Tingkat kelancaran
lalulintas di wilayah studi tergolong baik atau lancar.
§ Kondisi jembatan
Kondisi jembatan yang menghubungkan Pemda Kab. Bogor dengan wilayah Bambu kuning, umumnya sudah cukup memadai. Konstruksi jembatan
yang digunakan memiliki dua tipe, yaitu
menggunakan rangka baja dan
gelagar beton.
F. Komponen Sosial
·
Demografi
§ Komposisi penduduk menurut mata pencaharian
Mata pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah Bambu
Kuning adalah dalam bidang
agama dan pendidikan yaitu sebagai Tokoh agama dan guru. Jenis
mata pencaharian terbesar kedua adalah dalam bidang
industri kerajinan dan yang ketiga adalah bidang konstruksi khususnya sebagai buruh bangunan. Jenis mata pencaharian penduduk yang relatif masih
terbatas jumlahnya adalah sebagian pegawai atau PNS dan
ABRI/POLRI serta dalam bidang listrik, gas dan air.
G.
Sosial Budaya
§
Nilai dan norma budaya
Di wilayah Bambu Kuning terdapat
3 suku yaitu suku betawi, suku sunda dan suku jawa. Suku pendatang yang ada di wilayah ini antara lain adalah merupakan transmigran serta pendatang lain yang berupaya mencari peluang
kerja yaitu susku bugis, padang, batak, manado, tiongkhoa dan sebagainya.
Kegiatan adat yang sering dilaksanakan oleh warga masyarakat terutama
yang terkait erat dengan
siklus kehidupan manusia yaitu pesta perkawinan, perayaan kelahiran dan
peringatan (pengajian) kematian. Kegiatan adat dan kebiasaan masyarakat ini biasanya
dilakukan di balai desa, masjid, serta makam dan rumah masing-masing.
§
Sikap dan persepsi masyarakat
Sehubungan dengan rencana proyek, sikap dan
persepsi masyarakat cukup beragam. Secara umum masyarakat setuju dengan rencana
proyek tersebut dengan sejumlah
harapan dan saran. Persepsi positif masyarakat terhadap rencana kegiatan terkait dengan adanya beberapa keuntungan atau manfaat yang dapat
ditimbulkan dari adanya kegiatan proyek.
Manfaat paling besar yang akan muncul dari kegiatan
proyek dan akan dapat dirasakan
oleh masyarakat adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat, kemudian adanya kesempatan kerja dan meningkatnya kesempatan berusaha. Selain itu juga terdapat
sekitar 6,50% masyarakat yang menyatakan sangat mengharapkan dibangunnya fasilitas
umum dan fasilitas sosial untuk warga masyarakat. Selain persepsi positif masyarakat
terhadap proyek rumah kontrakan
dan toko-toko ini, masyarakat juga memiliki persepsi negatif terhadap proyek
terkait dengan kemungkinan adanya beberapa
kerugian yang dapat terjadi dengan berlangsungnya proyek ini.
Kerugian yang akan timbul dari kegiatan ini adalah meningkatnya peralihan
fungsi lahan pertanian yang akan berdampak
langsung terhadap terjadinya penurunan produksi pertanian.
Selain itu juga terdapat kekhawatiran-kekhawatiran warga masyarakat seperti kemungkinan
meningkatnya masalah lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kepadatan
penduduk, adanya penurunan kualitas
dan kuantitas air dan adanya
PHK serta penurunan pendapatan masyarakat sebagai akibat berhentinya
proyek.
Terhadap kekhawatiran-kekhawatiran tersebut, masyarakat memberikan beberapa saran/masukan yang merupakan wujud
kepedulian masyarakat terhadap rencana kegiatan
sehingga berbagai perubahan yang mungkin terjadi
dan khususnya yang berdampak negatif dapat ditekan seminimal
mungkin. Beberapa saran/masukan masyarakat khususnya terkait dengan masalah
pengadaan lahan adalah sebelum proses penggadaan
lahan hendaknya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat. Pembelian lahan dilakukan secara langsung kepada para pemilik
lahan dan perlu dilakukan musyawarah secara transparan antara para pemilik
lahan, pemrakarsa dan pemerintah khususnya untuk mencapai kesepakatan harga dan
juga agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.
H. Komponen
Kesehatan Masyarakat
§ Potensi resiko timbulnya penyakit
Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka kesakitan oleh beberapa jenis
penyakit di wilayah bambu kuning. Jenis penyakit yang banyak diderita penduduk
secara keseluruhan stroke, diabetes, penyakit kulit, typus, DBD, dan diare.
§
Karakteristik spesifik
penduduk yang berisiko
Beberapa karakteristik spesifik
penduduk yang dapat menimbulkan risiko adanya penyakit antara lain ditunjukkan dengan adanya
pengelolaan sampah dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
posyandu dan cara penanganan
penyakit. Sementara itu pengelolaan sampah dilakukan dengan dibakar, masyarakat mengelola sampah dengan cara memasukkan ke dalam lubang
lalu ditimbun, dengan cara
membuang ke sungai. Pembuangan sampah ke lingkungan merupakan cara pengelolaan
sampah yang tidak mendukung kondisi sanitasi lingkungan. Oleh karena itu upaya penyadaran masyarakat harus dilakukan agar kondisi lingkungan wilayah studi tidak menjadi semakin
buruk. Masyarakat yang pernah menimbangkan balitanya ke Posyandu. Hal ini dapat
diartikan bahwa sebagai
perwujudan partisipasi warga masyarakat di bidang
Pelayanan kesehatan, masyarakat menyatakan bahwa ketika sakit akan berobat melalui
fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas/Rumah Sakit ataupun
dokter, masyarakat
berobat ke tenaga
medis dan paramedis, dan lainnya dengan cara mengobati
sendiri diantaranya dengan minum obat bebas yang dibeli di warung atau apotek.
§
Kondisi sanitasi
lingkungan
Sebagian besar penduduk
di wilayah studi
umumnya telah memiliki sumur sendiri untuk
memenuhi kebutuhan air minum maupun
mencuci pakaian dan peralatan rumah
tangga lainnya. Namun kebersihan di sekitar lingkungan tempat tinggal umumnya
belum tertata dengan baik, disamping itu kepemilikan saluran
pembuang air limbah
relatif masih sangat sedikit. Penduduk pada umumnya sudah memiliki jamban keluarga untuk keperluan
buang air besar keluarga, Sementara
itu ada penduduk yang kondisi sumur dan septitenk sangat
berdekatan, sehingga tidak menutup kemungkinan sumur tersebut dapat
terkontaminasi dengan septitenk tersebut, dan hal ini adalah kondisi yang
sangat tidak baik untuk kesehatan.
B. Dampak Potensial
Geo-Fisik-Kimia
§ Penurunan kualitas
udara (debu dan gas)
§ Terjadi kebisingan
§ Perubahan sifat tanah
§ Terjadi erosi tanah
§ Gangguan system
irigasi dan drainase
§ Penurunan kualitas
air sungai
§ Penurunan kuantitas
air tanah
§ Penurunan kelancaran lalulintas
§ Penurunan keselamatan berlalulintas
§ Kerusakan jalan dan jembatan
Komponen Biologi
§
Gangguan vegetasi
§ Gangguan biota air sungai
§ Peningkatan keanekaragaman dan kerapatan
§ Peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan satwa
Komponen Sosekbud
§ Perubahan kependudukan
§ Perubahan pola kepemilikan lahan
§ Peningkatan pendapatan masyarakat
§ Ada kesempatan
berusaha
§ Gangguan proses
social
§ Perubahan sikap
dan persepsi masyarakat
Komponen Kesmas
§ Penurunan kuantitas sanitasi lingkungan
§ Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat
C.
Dampak Hipotetik
Geo-Fisik-Kimia
§ Penurunan kualitas
udara (debu dan gas)
§ Terjadi kebisingan
§ Gangguan system
irigasi dan drainase
§ Penurunan kualitas
air sungai
§ Penurunan keselamatan berlalulintas
§ Kerusakan jalan dan jembatan
Komponen Biologi
§ Gangguan biota air sungai
§ menurunnya
kesuburan tanah
§ meningkatnya
hewan-hewan melata dari dalam tanah
§ terkontaminasinya
air sumur
Komponen Sosekbud
§ Perubahan kependudukan
§ Perubahan pola kepemilikan lahan
§ Gangguan proses
social
§ Perubahan sikap
dan persepsi masyarakat
Komponen Kesmas
§ Penurunan kuantitas sanitasi lingkungan
§ Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat
D.
Isu Pokok dan Lingkup Kedalaman
Andal
Penurunan Kualitas Lingkungan
Menurunnya Produktivitas & keanekaragaman hayati
Perubahan social
Penurunan kesehatan masyarakat
meningkatnya masalah lingkungan seperti banjir dan tanah longsor